- Artikel
- 4.844Views
Kenali Sejarah Pasta Lebih Jauh
November 22, 2021Dilansir dari, KOMPAS.com – Pasta dikenal sebagai makanan yang berasal dari Italia. Jenis pasta yang populer di Indonesia ada spageti, lasagna, macaroni, penne, dan lainnya. Menurut The Daily Meal, pasta didefinisikan sebagai makanan dari campuran semonila atau gandum durum, air, dan telur. Campuran tersebut diulen dan dibuat menjadi berbagai bentuk serta ukuran. Pasta, selain dimasak dalam kondisi segar juga bisa dikeringkan agar tetap awet dan praktis.
Saat ini pasta menjadi makanan yang mendunia dan dapat dikreasikan dengan berbagai bumbu serta bahan makanan.
Sejarah pasta
Akar etnis pasta telah lama diperdebatkan dan banyak teori telah dikemukakan. Mitos yang paling terkenal, pasta dibawa ke Italia dari China oleh Marcopolo, penjelajah pada abad ke 13. Melansir National Geographic, mitos ini muncul dari tafsir kisah perjalanan Polo’s Travels. Di dalamnya, Polo menyebutkan pasta berasal dari pohon yang kini dianggap pohon sagu. Pohon ini menghasilkan tepung, maka di yakini pasta si buat dari pohon ini.
Makanan yang dihasilkan dari pohon ini menimbulkan pemikiran dari pelancong Venesia bahwa pasta berasal dari negaranya. Bahkan ketika Polo pergi dalam perjalanannya pada 1270-an, ada referensi tentang seorang prajurit di kota Genoa di Italia utara, yang memiliki sekeranjang “macaroni”. Seabad sebelumnya, ahli geografi Muslim al-Idrisi menulis bahwa ia melihat pasta diproduksi di Sisilia. Sampai sekarang asal mula pasta masih diperdebatkan.
Dilansir dari sahabatnestle.co.id, pasta memang tak lepas dari Italia. Makanan yang satu ini memang kali pertama populer di negeri yang juga tempat lahirnya pizza ini. Lebih dari 400 tahun lalu, makanan yang mirip mie ini lahir. Kini bukan hanya di Italia saja, pasta dengan berbagai jenis dapat dengan mudah Anda temukan di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Kata ‘pasta’ berasal dari bahasa Italia, yaitu ‘Pasta Alimentare’. Kata tersebut memiliki makna adonan makanan layaknya adonan pastry, adonan cake, dan adonan kering. Pengertian ini berbeda jika diartikan berdasarkan kronologi munculnya pasta. Menurut literatur sejarah, pasta justru pertama kali lahir di China. Sejarah Tiongkok telah mengenal mie lebih lama, jauh sebelum ada pasta di Italia,
Orang China mengklaim bahwa mie yang sudah menjadi makanan yang kental budaya Tiongkok sejak lama, merupakan cikal bakal munculnya pasta yang kini dikenal masyarakat sebagai salah satu ikon kuliner Italia. Namun, hal itu memang benar apa adanya. Sejarah telah membuktikan bahwa pada tahun 1295 Marco Polo membawa oleh-oleh saat pulang dari penjelajahannya dari tanah China.
Selidik demi selidik dibuktikan, bahwa Marco Polo membawa buah tangan berupa mie dari China. Mulanya dia hanya membawanya saja, tetapi lama-lama banyak orang Italia yang menyukainya. Mereka berusaha untuk mencoba pembuatannya. Sampai pada akhirnya, mie ini berkembang sangat pesat dan berubah sesuai bentuk kreasi para juru masak Italia. Selanjutnya, mie yang mereka buat dari adonan tersebut dinamakan pasta.
Di Indonesia sendiri, pasta dibawa oleh para Bangsawan Belanda ketika zaman penjajahan sedang berlangsung. Untuk adonan aslinya, pasta dibuat dari tepung semolina, sejenis butiran endosperm atau lapisan biji bagian dalam sebuah gandum dari varietas Durum. Tepung ini dicampur dengan telur dan air untuk dibentuk menjadi sebuah adonan. Gandum Durum merupakan satu-satunya jenis gandum yang bisa digunakan sebagai bahan baku pasta. Tingginya kandungan protein dan gluten membuat adonan pasta menjadi lebih kenyal dan elastis.
Sajian pasta zaman dulu
Dilansir dari, KOMPAS.com – pasta pertama dikisahkan oleh seorang penulis bernama Boccaccio di dalam buku dongengnya, The Decameron. Buku tersebut terbit pada abad ke-14. Ia menceritakan fantasi yang menggiurkan dari pasta macaroni dan ravioli yang diberi segunung keju parmesan oleh koki pasta. Franco Sacchetti, penyair dan penulis dongeng lainnya, juga menceritakan bagaimana dua orang teman bertemu untuk makan makaroni pada 1390-an, Mereka berdua makan dari hidangan yang sama, tetapi salah satu dari mereka memiliki selera makan yang lebih dari yang lain. Sepanjang Abad Pertengahan hingga awal abad ke-16, hidangan pasta sangat berbeda dari yang dimakan saat ini.
Pasta tidak hanya dimasak lebih lama, tetapi juga dicampur dengan campuran bahan bercita rasa manis, gurih, dan pedas. Pasta dianggap sebagai hidangan untuk orang kaya, dengan bangga ditempatkan dalam jamuan makan aristokrat selama era Renaissance. Misalnya, Bartolomeo Scappi, seorang koki kepausan (lembaga Katolik) pasa pertengahan abad ke-16, menciptakan hidangan ketiga untuk jamuan makan dengan resep yang rumit. Hidangan tersebut terdiri dari ayam rebus disertai dengan pasta berisi (ravioli) yang terbuat dari perut babi rebus, ambing sapi, babi panggang, keju parmesan, keju segar, gula, bumbu, rempah-rempah, dan kismis. Masih banyak resep pasta rumit lainnya yang muncul pada era Renaissance. Beda cerita dengan pasta, yang dianggap sebagai makanan praktis pada abad ini.
Pasta tidak hanya dimasak lebih lama, tetapi juga dicampur dengan campuran bahan bercita rasa manis, gurih, dan pedas. Pasta dianggap sebagai hidangan untuk orang kaya, dengan bangga ditempatkan dalam jamuan makan aristokrat selama era Renaissance. Misalnya, Bartolomeo Scappi, seorang koki kepausan (lembaga Katolik) pasa pertengahan abad ke-16, menciptakan hidangan ketiga untuk jamuan makan dengan resep yang rumit. Hidangan tersebut terdiri dari ayam rebus disertai dengan pasta berisi (ravioli) yang terbuat dari perut babi rebus, ambing sapi, babi panggang, keju parmesan, keju segar, gula, bumbu, rempah-rempah, dan kismis. Masih banyak resep pasta rumit lainnya yang muncul pada era Renaissance. Beda cerita dengan pasta, yang dianggap sebagai makanan praktis pada abad ini.
Makanan rakyat jelata dan raja
Dilansir dari, KOMPAS.com – Pasta, pada akhir abadke-17 di Napoli, menjadi makanan pokok utama bagi masyarakat umum. Orang Napoli dikenal sebagai pemakan daun (mangiafoglia) pada 1500-an. Era 1700-an mereka mulai suka memakan makaroni. Perubahan pola makan tersebut dilandasi dari kemerosotan standar hidup rakyat jelata, yang secara signifikan membatasi akses mereka ke daging. Pada saat bersamaan gandum dijual dengan harga yang relatif murah.
Pembatasan makan dengan alasan agama juga berpengaruh pada perubahan pola makan. Pasta saat itu dianggap makanan ideal untuk hari-hari ketika dilarang makan daging. Sejak saat itu pasta identik dengan makanan sehari-hari rakyat jelata. Namun, pasta mampu menaklukan selera kelas atas seperti Raja Ferdinan IV dari Napoli yang dikisahkan melahap macaroni dengan rakus. Sejak awal muncul sampai sekarang, pasta memang mengalami perubahan. Beberapa hal yang berubah drastis dari waktu ke waktu adalah perasa yang ditambahkan ke pasta.
Rasa manis telah digantikan oleh gurih, gula yang ditukar dengan sayuran, yang membantu membuat pasta menjadi hidangan yang bergizi lengkap. Pada awal abad ke-19, tomat ditambahkan. Orang Italia sempat menganggap sajian pasta tomat sebagai makanan eksotis. Faktanya, baru pada 1844 resep pasta paling umum baru muncul, yaitu spageti dengan saus tomat.